Senin, 16 Maret 2009

Tugas Profesional Skill II

Hubungan Antara Profesionalitas Dengan Industri Jasa Konstruksi Dalam Usaha Mengatasi Krisis Ekonomi Dunia.

       Dunia jasa konstruksi nasional yang andal dan kuat memiliki ciri antara lain bertumpu pada keswadayaan masyarakat. Mempunyai mekanisme internal untuk mengatur dirinya sendiri. Selain itu, harus memiliki kemampuan untuk meningkatkan profesionalisme secara berkesinambungan melalui program pelatihan dan akreditasi. Mampu memobilisasi sumber daya untuk menangani kegiatan berskala besar dalam bentuk penanganan konstruksi yang terstruktur dan berjenjang. Karenanya, dalam industri jasa konstruksi dikenal sejumlah asas. Yakni,
• Pertama, kejujuran dan keadilan yang mengandung pengertian kesadaran akan fungsi dalam penyelenggaraan tertib jasa konstruksi dan bertanggung jawab memenuhi kewajiban guna memperoleh hak.
• Kedua, manfaat. Yakni segala kegiatan jasa konstruksi harus berlandaskan pada prinsip profesionalisme dalam kemampuan dan tanggung jawab.
• Ketiga, keserasian. Di mana dituntut harmoni dalam interaksi antara pengguna dan penyedia jasa konstruksi serta berwawasan lingkungan.
• Keempat, keseimbangan. Dalam penyelenggaraan pekerjaan harus berlandaskan pada prinsip keseimbangan antara kemampuan penyedia jasa dan beban kerja.
• Kelima, kemandirian. Artinya usaha jasa konstruksi harus mampu tumbuh dan berkembang dengan kemampuan sendiri, bukan melalui praktik kolusi, nepotisme dan lain sejenisnya.
• Keenam, keterbukaan, maksudnya terwujudnya transparansi dalam penyelenggaraan kegiatan konstruksi yang memungkinkan para pihak dapat melaksanakan kewajiban secara optimal serta kepastian akan hak-hak mereka.
• Ketujuh, keamanan dan keselamatan, maksudnya terpenuhinya tertib penyelenggaraan jasa konstruksi, keamanan lingkungan, keselamatan kerja dan pemanfaatan hasil pekerjaan dengan memperhatikan kepentingan umum.

           Krisis keuangan global yang dipicu oleh bangkrutnya beberapa institusi keuangan AS mulai mempengaruhi secara langsung konstruksi di Indonesia. Dalam memasuki tahun 2009, industri konstruksi dihadapkan beberapa tantangan mulai dari sukarnya mendapatkan pendanaan untuk pembiayaan pekerjaan, melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap mata uang dolar Amerika, indikasi menurunnya foreign direct investment (FDI) ke Indonesia, serta masa menjelang pemilu.

            Perusahaan penyedia jasa konstruksi mulai harus membenahi strategi dan bersiap untuk menghadapi turunnya nilai pasar konstruksi serta persaingan yang meninggi karena jumlah pemain yang banyak. Pembenahan ini dimulai dengan melakukan efisiensi dalam operasional perusahaan serta melakukan terobosan dalam kombinasi memilih jenis-jenis pekerjaan konstruksi yang harus dibidik pada tahun mendatang. Siklus industri konstruksi setiap menjelang pemilu akan menuju kearah penurunan, hal ini disebabkan kekuatiran keamanan saat pemilu terutama paska krisis 1997-1998.

         Nilai konstruksi yang diselesaikan dari tahun 2002 (Rp. 35 triliun) sampai 2006 meningkat rata-rata sebesar 20% pertahun (www.bps.go.id) selama periode tersebut. Pasar jasa konstruksi tahun 2008 diperkirakan mencapai Rp. 170 triliun walau penyerapannya sampai saat ini belum maksimal. Sejalan dengan krisis, pasar konstruksi akan mengalami penurunan ditahun 2009.
Untuk dapat bertahan dan melewati krisis keuangan yang diperkirakan akan berlangsung sampai dua tahun mendatang, perusahaan penyedia jasa konstruksi sebaiknya selektif dalam memilih proyek-proyek yang masih mempunyai profit margin cukup tinggi serta kepastian dalam pembayaran.
          Berikut adalah jenis-jenis konstruksi yang masih mempunyai profit margin cukup tinggi dan tetap akan menjadi pilihan utama dalam beberapa tahun mendatang:
1. Infrastruktur transportasi
Dalam RAPBN 2009, pemerintah menyiapkan dana lebih dari Rp. 35 triliun bagi Departemen Pekerjaan Umum dan lebih dari Rp. 16 triliun bagi Departemen Perhubungan untuk membangun infrastruktur transportasi baik darat, laut dan udara. Proyek-proyek infrastruktur masih menjanjikan di tahun 2009, selain karena infrastruktur tersebut diperlukan dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi juga pembayaran yang cukup aman.
2. Jaringan irigasi dan drainase
Sama seperti proyek-proyek infrastruktur, proyek-proyek keirigasian masih menjadi pilihan yang aman untuk dipilih. Indonesia merupakan negara agraris dan pembukaan lahan pertanian baru masih menjadi prioritas bagi pemerintah.
3. Power plant
Kekurangan pasokan energi dalam negeri memerlukan solusi yang cepat sehingga pembangunan power plant yang dibiayai dana luar negeri tetap menjadi pilihan. Namun pilihan untuk mengambil proyek-proyek power plant juga tidak lepas dari risiko, bahwa banyak investor luar negeri juga yang terkena imbas krisis keuangan global serta mahalnya peralatan-peralatan power plant yang mengakibatkan akan membengkaknya nilai investasi dari yang telah dianggarkan.
4. Fasilitas industri dan pabrik
Produk-produk unggulan bernilai ekspor antara lain adalah minyak bumi, gas, dan barang tambang serta hasil perkebunan seperti kelapa sawit. Dalam rangka mempertahankan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan nilai ekspor merupakan salah satu program pemerintah. Pembangunan fasilitas industri dan pabrik masih aman untuk dipilih terutama bagi perusahaan-perusahaan yang mempunyai pendapatan dalam mata uang asing dari ekspor produknya.
5. Perumahan
Selain ketersediaan perumahan murah yang masih kurang dan masih tingginya permintaan akan perumahan terutama didaerah perkotaan, menjadikan proyek-proyek perumahan bisa dijadikan alternatif pilihan. Harus diingat juga walau permintaan akan perumahan tetap tinggi namun tetap dibayangi akan menurunnya kemampuan membayar masyarakat, bunga bank yang tinggi serta naiknya inflasi. Belum lagi dunia properti masih dibayangi subprime mortgage yang menyebabkan krisis keuangan saat ini.

           Sektor jasa konstruksi merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja selain pertanian dan kelautan. Sektor-sektor tersebut harusnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah untuk mempertahankan lapangan pekerjaan yang ada. Kelangsungan industri jasa konstruksi, yang juga merupakan sektor padat karya diyakini dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi di tahun 2009 perlu dibantu dari segi akses terhadap pendanaan ataupun keringanan pajak agar dapat bertahan dan melewati masa-masa sulit.
Perusahaan-perusahaan penyedia jasa konstruksi, disisi lain sebaiknya memperhatikan pemilihan jenis-jenis proyek yang akan dibidik, lebih teliti dengan bonafiditas dan kemampuan pembayaran owner proyek-proyek tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar